Ketum PHRI : Pariwisata di Wakatobi Alami Kemunduran 

Ketua umum (Ketum) perhimpunan hotel dan restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B.S Sukamdani. foto : Andi Adhan

Sultrapedia.com – Ketua umum (Ketum) perhimpunan hotel dan restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani menyebutkan, bahwa pariwisata di Wakatobi mengalami kemunduran di kepemimpinan bupati saat ini.

Padahal, menurut Haryadi Sukamdani, tugas Bupati Wakatobi, Haliana sudah cenderung mudah, ketimbang di masa pemerintahan Hugua yang telah merintis pengembangan pariwisata di pulau tukang besi itu.

“Saya yakini Pak Hugua membangun Wakatobi itu juga benar-benar dari tidak apa-apa, saya dengar cerita beliau, mulai dari hotel nggak ada, lapangan terbang juga tidak ada, tetapi akhirnya Wakatobi dikenal,” ujarnya, usai melantik Hugua sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) PHRI Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis 26 Januari 2023.

BACA JUGA :  Hilang Kendali Saat Jalan Menikung, Mobil Dinas Camat di Muna Alami Kecelakaan

Dia Juga menyampaikan, Bupati Wakatobi mempunyai keraguan terkait pemberian subsidi penerbangan, sehingga harus didialogkan dan diberikan keyakinan dalam mengambil keputusan.

“Jadi kita harus mencoba meyakinkan beliau (Haliana, red), karena dampaknya itu akan lebih luar biasa, tidak hanya untuk Wakatobi tetapi juga untuk Kendari dan daerah lain,” ungkap Haryadi Sukamdani.

Lebih lanjut, Ia juga mennjelaskan, bahwa Bupati Wakatobi perlu diyakinkan, karena semua perlu pertimbangan-pertimbangan.

BACA JUGA :  Tanggapi Elektabilitas Hugua Lebih Tinggi, Lukman Abunawas : Pak Hugua apa kelebihannya dari pada saya

“Itu yang harus dikomunikasikan, yang harus kita bangun. Yah, kadang-kadang menjadi kepala daerah itu, apa bila kurang dari masyarakat, kurang berinteraksi akhirnya kan bisa juga dia salah di dalam atau apa, mengambil keputusan,” jelas Hariyadi.

Haryadi Sukamdani kembali menyinggung bahwa tugas Bupati Wakatobi saat ini seharunya lebih mudah, karena hanya tinggal melanjutkan pembangunan dari dua bupati sebelumnya.

“Waktu Pak Hugua kan belum ada tambang, sekarang kan tambang sudah begitu banyak, mereka kan juga pengen berlibur juga, mereka kan juga membutuhkan tempat berwisata,” tutupnya.