Sultrapedia.com – Camat Angata, Kabupaten Konawe Selatan, La Anda Makati angkat bicara terkait tudingan dirinya melakukan penganiayaan terhadap salah satu oknum yang mengaku wartawan, pada Kamis 23 Mei 2024 lalu.
Selain itu La Anda Makati membantah tudingan melakukan pungutan liar (pungli) dan permintaan fee kepada para kepala desa di wilayahnya.
“Apa yang ditudingkan kepada saya semuanya tidak benar apalagi saya melakukan penganiayaan terhadap warga saya sendiri,” ujar La Anda Makati saat ditemu pada Kamis (30/52024).
Dia juga mengaku, binggung dengan tudingan melakukan pungutan liar (pungli) dan permintaan fee kepada para kepala desa.
“Ini yang kita bingungkan, saya dituding melakukan pungli terhadap 24 Desa. Sampai sekarang saya juga tidak mengerti pungli seperti apa yang mereka tuduhkan, kalau terjadi pungli pasti ada yang memberi dan ada yang menerima,” ungkapnya
Untuk itu, terkait laporan tuduhan pungli, dirinya akan menempuh jalur hukum atau melaporkan hal ini ke pihak Kepolisian Daerah Sultra.
“Saya akan laporakn pihak-pihak yang telah nemfitnah saya. Kalau itu disebarkan melalui media sosial maka akan saya melapor ke Polda terkait dugaan tindak pidana ITE,” katanya.
“Dan jika mereka yang menuduh saya ini melalui media pers, maka saya akan laporkan ke Dewan Pers, agar diproses. Karena saya tidak pernah dikonfirmasi, atau diklarifikasi sebelum berita ditayangkan. Karena dugaan saya, ini sudah melanggar kode etik,” sambungnya
La Anda menjelaskan, dia dituduh melakukan pungli terhadap 24 kepala desa di Kecamatan Angata. Tuduhan itu disebakan melalui media-media sosial (medsos).
Bahkan hari ini, dirinya menghadirkan seluruh kepala desa di wilayahnya yang bisa dimintai keterangan terkait tuduhan tersebut.
“Tolong diwawancarai ini kepala-kepala desa, kebetulan hari ini mereka ada semua, tanya mereka, kalau bisa tanya semua, sempat ada yang bilang saya pungli, supaya saya tahu yang mana,” katanya.
Sementara terkait video yang beredar melakukan penganiayaan, dia juga menjelaska, bahwa peristiwa itu bermula saat dirinya tengah menuju ke Kendari hendak mencari pria berinisial ID.
“Saya tidak pernah menganiaya, awalnya itu saya mau ke Kendari ketemu dengan yang menuding saya yaitu ID, saya mau minta klarifikasinya, kalau memang benar saya melakukan pungli, silahkan dilaporkan dan dibuktikan ke APH,” terangnya
Kemuadian, ditengah perjalanan dirinya kemudian bertemu dengan salah satu oknum yang mengaku dirinya wartawan berinisila S.
“Saya kemudian panggil. Kemudian dia menghampiri saya. Lalu saya tanyakan sudah-sudahmi finah saya pungli. Lalu saya ajak dia untuk melakukan klarifikasi terkait persoalan itu. Namun setelah sudah sama-sama mau naik ke mobil, disitu dia memberontak, dia tunjuk-tunjuk dan kata-katai saya, bahkan saya sempat terjatuh karena dorongan, dan saya yang kena cakar, serta saya sudah laporkan ke Polres Konsel pada malam itu juga terkait dugaan penganiayaan,”bebernya
Sementara itu, salah satu Kepala Desa Sandarsih Jaya, Kecamatan Angata, Kabupaten Konsel, Sunandar menuturkan bahwa Camat Angata tidak pernah melakukan pungli. Bahkan selama menjabat Camat tersebut merupakan sosok yang tegas.
“Tidak pernah ada pungli, kalau sumbangan untuk kegiatan sosial itu ada, itu tidak ada paksaan, itupun untuk kegiatan sosial seperti 17 Agustus, HUT Konsel, ataupun kegiatan bakti sosial lainnya,” tuturnya.
Lanjutnya bahwa Camat Angata juga tidak pernah bersikap arogan terhadap jajaran dibawahnya dalam hal ini Kepala Desa.
“Bukan arogan, tapi tegas, seperti kalau ada yang terlambat yah pasti ditegur, dan itu juga masih sebatas wajar, dan semua tudingan tidak benar,” pungkasnya.