Sultrapedia.com – Puluhan warga di Desa Pangi-Pangi, Kacamatan Poli-polia, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aksi tutup jalan, pada Sabtu (18/5/2024).
Aksi penutupan jalan itu dengan cara memasang palang jalan. Hal itu disebabkan agar mobil pengangkut batu dan tanah dari tambang galian C yang diduga ilegal tidak bisa melewati jalan usaha tani.
Abdul Salam yang merupakan warga setempat mengatakan, pemalangan jalan ini berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat desa karena mobil yang lalu lalang itu merusak jalan apalagi saat musim hujan.
Pasalnya, kata dia, penambangan batu dan tanah ini diduga tidak memiliki izin yang jelas. Bahkan sama sekali tidak ada komunikasi dan kesepakatan dengan masyarakat untuk melakukan penambangan.
“Izinnya ini tidak jelas, entah penambang dari mana kita tidak tau,” jelasnya
Untuk itu, dia nersama masyarakat lainya meminta agar aktivitas penambangan ini segera ditutup takutnya akan menambah rusak jalan dan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan ilegal ini.
Dia juga menambahkan, selama aktivitas penambangan itu tidak ada izin dari Dinas Lingkungan Hidup dimana itu sangat penting karena dalam penambangan harus ada analisis dampak lingkungan.
“Ini kalau kita biarkan terus, dampaknya bisa membahayakan masyarakat bisa terjadi banjir bandang, apalagi ini dekat sekali dengan Bendungan Ladongi,” ungkap dia lagi.
Meski demikian, pihaknya kuga meminta kepada aparat Polres Kolaka Timur untuk dapat mengusut dan menutup penambangan yang ada di Desa Pangi-Pangi ini.
Sementara itu, Kepala Desa Pangi-Pangi Usman Bathjo juga menyebutkan, aktivitas penambangan batu dan tanah atau tambang galian C yang berada di desanya itu tidak diketahui legalitasnya.
“Semenjak buka, sama sekali tidak pernah buka komunikasi dari pihak penambang dengan masyarakat Desa Pangi-Pangi,” tutur kepala Desa
Lebih lanjut, kata dia, pemalangan jalan itu dilakukan langsung oleh masyarakat desa karena aktivitas mobil yang lalu-lalang itu mengganggu masyarakat.
“Misalkan sementara salat mobil lewat dan tidak mau pelan-pelan, mengganggu aktivitas belajar mengajar siswa apalagi ini dekat dengan pemukiman warga,” terangnya