Sultrapedia.com – Kasus Agung Kurniawan merupakan santri PPTQ Nahdatul Wathan Ranomeeto, yang hilang akhirnya terungkap. Agung Kurniawan dikabarkan hilang sejak 24 Februari 2024 lalu, kini ditemukan di Desa Sampara, Konawe, pada Minggu 4 Agustus 2024.
Ternyata 6 bulan hilang Agung tetnyata tinggal bersama seorang pemulung di Kota Kendari berinisial JS. Hal itu disampaikan oleh JS saat di periksa pihak Polresta Kendari.
Perlu di ketahui, ditemukannya Agung pada Minggu 4 Agustus 2024, sekitar pukul 13.00 Wita , bermula saat ada nomor yang menghubungi pihak keluarga korban bahwa Agung telah berada di lokasi Masjid Nurul Ukhuwah, Kelurahan Anggalomuare, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe.
Sehingga pihak keluarga melaporkan hal itu kepihak kepolisian. Kemudian, pada pukul 15:40 Wita Tim Buser77 Satreskrim Polresta Kendari bersama unit Reskrim Polsek Ranomeeto menuju ke tempat yang di maksud itu dan berhasil mengamankan Agung. Selanjutnya Agung dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan.
“Hasil pemeriksaan tersebut menunjukan Agung dalam kondisi sehat dan tidak terdapat luka serta bebas dari narkoba dan sekitar pukul 17:29 Wita Tim membawa Agung ke Mako Polresta Kendari untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Humas Polrseta Kendari Haridin Hdalam keterangannya pada Senin 5 Agustus 2024.
Selanjutnya, pihak kepolisian melakukan pengembangan terkait Handphone yang digunakan oleh Agung dengan mencari pemilik HP atas nama JS.
Namun itu, lanjut Haridin, berdasarkan hasil pulbaket di sekitaran rumah JS di jalan Bumi praja Boulevard km 40, Kelurahan mokuau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari di peroleh informasi bahwa JS mempunyai anak tinggal seorang anak laki-laki yang tidak diketahui identitasnya dan juga setelah diperlihatkan nomor handphone dari tetangganya tersebut sama dengan nomor handphone Agung pada saat diamankan.
“Sekitar pukul 22:15 Wita Tim gabungan Buser77 Satreskrim Polresta Kendari, Resmob Polda Sultra dan Unit kam Satintelkam Polresta Kendari telah mengamankan JS dan diminta keterangannya,” ungkapnya
Lebih lanjut, berdasarkan hasil introgasi JS awalnya JS bertemu dengan Agung di mesjid Nurul Falah, Lorong Puncak Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari pada waktu sekitar akhir bulan Februari sebelum bulan puasa.
“JS mengaku diberitahu oleh Agung, bahwa Agung hanya tinggal dengan tantenya dan ibunya telah pergi sejak kecil. Oleh karena hal tersebut JS membawa Agung untuk tinggal bersama JS di Jalan Kelengkeng, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari,” bebernya
“Selama JS tinggal bersama Agung, JS memfasilitasi Agung berupa makanan, pakaian serta memberi Hp kepada Agung,” sambungya
Lalu, pada tanggal 18 Maret 2024 Agung mengalami sakit demam berdarah kemudian JS membawa agung ke puskesmas Poasia untuk dilakukan rawat inap selama seminggu dan setelah Agung dinyatakan sembuh pada tanggal 25 Maret 2024 JS bertanya kepada Agung “sa antar ko pulangkah?”. Namun Agung menjawab “jangan mi nantipi”. Karena hal tersebut JS kembali membawa ke rumahnya.
IPDA Haridin juga mengungkapkan, Selama JS memulung, Agung hanya tinggal sendirian di rumah dalam keadaan pintu tidak terkunci dan biasa berinteraksi dengan tetangganya pada saat mengambil air di sore hari.
“JS mengaku selama sekitar 6 bulan tinggal bersama Agung dan JS tidak pernah menyuruh atau mempekerjakan Agung. Ia hanya tinggal di rumah dan hanya memainkan Hp milik JS,” Ungkapnya
“Hp milik JS diberikan kepada Agung sejak 2 hari tinggal bersama JS,” lanjutnya
Tak hanya itu, kata Haridin, JS sempat beberapa kali memberitahu Agung untuk keluar bermain atau bergaul namun Agung selalu menolak.
Namun juga, JS tidak mengetahui bahwa Agung merupakan anak hilang dari pondok pesantren Darur Raihanun Nahdlatul Wathan karena keterbatasan mengakses media sosial.
Selain itu juga JS sempat beberapa kali mengajak Agung untuk pulang kerumah keluarganya namun selalu saja menunda dengan beralasan “nantipi”.
Hingga berita ini terbit, JS sementara diambil keterangan lebih lanjut oleh penyidik Satreskrim Polresta Kendari.