Sultrapedia.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) melepas tim Penari Kolosal Lulo Alu yang akan tampil di Istana Negara Jakarta dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ke 79. Pelepasan tersebut dilaksanakan di aula Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra, Senin (12/8/2024).
Tim penari kolosal lulo alu itu dilepas oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Asrun Lio
Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Sultra, Belli menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk merefleksikan kembali semngat perjuangan diri dalam rangka menyambut hari kemerdekaan ke 79.
“Juga untuk meneguhkan kembali semangat nasionalisme kita,” kata Belli dalam laporannya.
Sementara itu, Sekda Sultra dalam sambutannya mengatakan, tim penari tersebut merupakan permintaan langsung dari istana negara.
“Istana meminta tari tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Sultra,” kata Asrun Lio.
Dirinya berharap, agar kesenian di Sultra tetap terpromosi di tingkat nasional maupun internasional.
Kepada para penari, Sekda mengingatkan sebagai duta Sultra agar menunjukan kebolehannya karena akan menjadi gambaran dan promosi serta pelestarian budaya.
“Tunjukan kebolehan kalian karena tari lulo alu ini yang menjadi milik masyarakat Sultra benar-benar terus dilestarikan, dan tari lulo ini sudah menjadi salah satu budaya tak benda yang sudah mendapatkan pengakuan secara nasional,” pesannya.
Sekda juga menyebut, salah satu kriteria warisan budaya tak benda adalah jika telah 50 tahun dan terus menerus dilestarikan.
“Tari lulo saya kira sudah lebih dari itu,” sebutnya.
Pemerintah menjadikan tari lulo milik masyarakat Sultra sebagai warisan budaya tak benda agar tidak di klaim daerah lain.
Diungkapkannya, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada tim penari adalah sebuah kehormatan yang besar.
“Maka jadikanlah kesempatan ini sebagai ajang untuk menunjukan bakat dan kemampuan terbaiknya, jadilah duta yang baik bagi Sultra dan tunjukan kepada nasional bahwa kita terus merawat budaya,” ujarnya.